Koperasi Penting Jaga Likuiditas di Masa Pandemi

  • 02 November 2020 00:00 WITA
Ngakan Made Nata, Ketua Koppas Srinadi Klungkung


Klungkung, balibanknews.com
Selama masa pandemi Covid-19 tak sedikit lembaga koperasi melakukan koreksi terhadap kinerja tahun 2020. Salah satunya dengan mengurangi porsi penyaluran kredit dan menggenjot pertumbuhan simpanan. Strategi tersebut dipilih karena menjaga likuiditas dirasa lebih penting untuk menjaga kepercayaan anggota.  
Seperti yang disampaikan Ngakan Made Nata Ketua Koppas Srinadi yang ada di Kabupaten Klungkung. Menurutnya, saat ini bisa jadi hampir semua lembaga koperasi melakukan koreksi terhadap kinerja mereka. Hantaman pandemi Covid-19 menurutnya sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat kecil sehingga berdampak langsung bagi sektor lembaga keuangan mikro. 
"Ekonomi lesu akibat Covid-19 berbeda dengan kondisi ekonomi saat krisis moneter 1998, saat itu koperasi eksis karena yang terdampak adalah pengusaha besar, tapi kali ini berbeda, rakyat kecil justru lebih terdampak, sehingga ikut mempengaruhi lembaga keuangan mikro," ujarnya saat dihubungi balibanknews.com Senin (2/11/2020).
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dekopinda Kabupaten Klungkung ini, menjaga likuiditas tetap pada posisi aman adalah pilihan yang bijak untuk saat ini. Pilihan untuk mengurangi porsi kredit atau bahkan menyetopnya untuk sementara adalah tepat. Hal itu dinilai penting karena, likuiditas yang terjaga akan membuat koperasi tetap mampu melayani kebutuhan anggota yang saat ini lebih memilih menarik simpanan dibanding menabung. "Jika cadangan likuiditas aman, maka ketika ada penarikan anggota bisa tetap dilayani sehingga kepercayaan tetap terjaga," ujar pria kelahiran Dawan Kelod, Klungkung  5 Agustus 1967 ini.
Ia juga tak penampik jika koperasi yang dikelolanya juga terdampak pelemahan ekonomi meski tidak signifikan. Menurutnya unit simpan pinjam cukup terdampak, namun diakuinya kondisi seperti saat ini pasti akan berlalu. Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga pertumbuhan tetap stabil, salah satunya sosialisasi untuk mendapatkan LPDB. Menurutnya LPDB akan mampu membantu anggota mendapatkan dana murah sehingga sangat sesuai untuk modal usaha. Ia juga menjadikan kondisi saat ini sebagai pelajaran bagi lembaga koperasi untuk tidak terpaku pada satu jenis unit usaha saja. Baginya pilihan untuk membentuk koperasi menjadi koperasi serba usaha adalah yang paling ideal. 
Koppas Srinadi sendiri diakuinya memiliki sembilan jenis usaha yang berbeda diantaranya unit simpan pinjam, percetakan/konveksi, swalayan, minimarket, toko grosir, toko bangunan, furniture, bengkel mobil/motor, hingga obyek wisata waterboom. Banyaknya pilihan jenis usaha yang dikelola menurutnya mampu membuat Koppas Srinadi tetap eksis melayani kurang lebih 13.000 anggotanya. "Dalam kondisi seperti saat ini koperasi kami pun memilih untuk menjaga likuiditas dan sementara menyetop invasi kredit, kami juga selalu meyakinkan anggota untuk selalu bijak memanfaatkan dana mereka," ujarnya. [Mdy]

 


TAGS :

Komentar