LPD Ayunan Pelaspas Gedung Baru, Tampil Lebih Representatif dan Megah

  • 13 Januari 2021 00:00 WITA
Gedung baru LPD Desa Adat Ayunan dipelaspas Rabu (13/1/2020)


Mangupura, balibanknews.com
Setelah pengerjaan kurang lebih selama delapan bulan, akhirnya gedung kantor baru LPD Desa Adat Ayunan dipelaspas Rabu (13/1/2021), bertepatan dengan perayaan Budha Wage Kelawu atau piodalan Ida Betara Sri Rambut Sedana. Diharapkan melalui gedung baru yang representatif ini kepercayaan krama Desa Adat Ayunan terhadap LPD makin meningkat.
Pemucuk LPD Desa Adat Ayunan Ni Kadek Sucimiadi yang didampingi Pengawas LPD I Nyoman Mudana dan Bedesa Desa Adat Ayunan I Made Seniartha mengatakan, gedung baru sebenarnya sudah ditempati secara resmi sejak 30 November 2020, kemudian memandang hari Budha Wage Kelawu adalah hari baik dan bertepatan dengan piodalan di LPD maka upacara melaspas digelar pada hari tersebut.


Tujuan dibangunnya gedung baru adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada krama selaku nasabah. Melalui kantor baru diharapkan krama lebih mudah dan nyaman ketika melakukan akses ke LPD. "Memiliki gedung yang lebih representatif itu penting, selain meningkatkan pelayanan juga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan krama terhadap kinerja LPD," ujarnya.
Sucimiadi mengaku, pembangunan gedung menelan biaya sekitar Rp 1,2 miliar dan dikerjakan kurang lebih selama delapan bulan. Biaya pembangunan ditanggung dan dibagi dua oleh LPD dan Desa Adat Ayunan. Gedung baru tampil megah dan bernuansa modern tradisional dengan memanfaatkan ornamen-ornamen hiasan khas Bali. Sementara di dalam gedung, tampil lebih modern dengan fasilitas kekinian. Bangunan terdiri dari dua lantai dengan komposisi lantai satu sebagai kantor LPD dan lantai dua difungsikan sebagai kantor sekretariat Desa Adat Ayunan. "Sengaja dijadikan satu untuk memudahkan kordinasi antara LPD dan Desa Adat khususnya dengan Bendesa Adat Ayunan," ujarnya.


Hal senada juga diutaran Pengawas LPD I Nyoman Mudana, eratnya kaitan antara LPD dan Desa Adat yang mendasari bagunan LPD dengan sekretariat desa dijadikan satu. Hal tersebut sepenuhnya untuk memudahkan kepentingan koordinasi, bahkan gedung kantor Perbekel Desa Ayunan juga berada di lokasi berdekatan sehingga masyarakat bisa dengan mudah melakukan akses menuju tiga instansi desa tersebut.
Dari segi pengawasan, Mudana mengakui saat ini LPD Ayunan masih dalam kondisi baik. Meski ditengah pandemi LPD ini tetap tumbuh meski dengan target yang terkoreksi. Pertumbuhan laba LPD Ayunan hingga bulan Desember 2020 diakuinya masuk kategori cukup sehat karena mampu mencapai 70,3 persen dari target yang ditetapkan. "Kami tak penampik jika target 2020 tidak sepenuhnya tercapai, namun pencapaian kami menyentuh di angka 70,3 persen dan itu sangat disyukuri ditengah kondisi sulit seperti saat ini," ujarnya 
Gedung baru diakuinya sebagai langkah memaksimalkan pelayanan kepada krama, sehingga kedepan pertumbuhan LPD semakin baik yang dibarengi dengan pulihnya ekonomi nasional. Krama adat setempat diharapkan mampu melihat positifnya kinerja para pengurus dan karyawan LPD Ayunan yang mampu mendirikan kantor baru sehingga semakin meningkatkan kepercayaan terhadap LPD.
Bendesa Desa Adat Ayunan, I Made Seniartha juga menyampaikan rasa syukurnya karena LPD telah mampu menunjukan eksistensi dengan membangun sebuah gedung kantor yang sangat representatif. Ia juga berharap krama adat setempat semakin menaruh kepercayaan mereka terhadap LPD dan tetap setia memanfaatkan semua produk LPD. "Semakin besar dukungan krama, maka pertumbuhan LPD juga semakin tinggi, melalui kinerja yang baik, semoga krama semakin percaya terhadap LPD," ujarnya.
LPD Desa Adat Ayunan didukung tiga banjar antara lain Banjar Badung, Banjar Badung Tengah, dan Banjar Gria dengan total jumlah penduduk sebanyak 1812 jiwa atau 550 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut dikatakan hampir seluruh krama sudah melakukan akses ke LPD.
Hingga bulan Desember 2020 LPD Desa Adat Ayunan sudah membukukan aset sebesar Rp 31,6 miliar yang terakumulasi dari simpanan dalam bentuk tabungan sebesar Rp 9,9 miliar, deposito sebesar Rp  16,8 miliar, modal sendiri Rp 4,1 miliar, dan cadangan likuiditas sebesar Rp 5,1 miliar. Sementara pinjaman yang diberikan tercatat sebesar Rp 25,6 miliar dan laba yang dihasilkan sebesar Rp 576 juta atau tercapai 70,3 persen dari target yang ditetapkan untuk 2020.  "Dana pembangunan yang akan diserahkan kepada desa adat tahun 2020 kami catat sebesar Rp 115 juta," pungkas Sucimiadi. [Mdy]


TAGS :

Komentar