Selama 22 Tahun, LPD Pengotan Kumpulkan Modal Senilai Rp 8,9 Miliar

  • 07 Maret 2020 00:00 WITA
-

Bangli, BaliBanknews-
Pemucuk LPD Pengotan Bangli, I Ketut Suarno menyatakan, karakter masyarakat sekarang ini sudah berubah. Dimana dulunya cenderung memilih tabungan suka rela, namun sekarang lebih tertarik ke deposito. "Sehingga lebih tinggi tabungan suka rela dibandingkan deposito tetapi karena situasi seperti ini di masyarakat menyebabkan sekarang justru deposito yang lebih meningkat tajam daripada tabungan suka rela," demikian terungkap ketika pada Jumat, 6/3/2020 LPd Pengotan sukses melaksanakn LPJ tahun Buku 2019 yang di rangkai dengan gebyar LPD bertempat di Bale budaya desa Pengotan.

Pertumbuhan modal LPD Pengotan selama 5 tahun terakhir dari 2015-2019 itu sebesar 131%. Sedangkan perkembangan laba dalam 5 tahun mengikut pertumbuhan modal. "Memang kita pernah mengalami tidak terlalu besar peningkatannya karena  kita sedang membangun Pura Kayangan Tiga tapi tahun berikutnya modal dan laba sudah merangkak lagi," katanya.

Apakah LPD kesehatan perlu dicek lab?. "Nah artinya LPD juga perlu standar kesehatan dengan menggunakan ilmu perbankan. Ini dikeluarkan atau diperhitungkan oleh LPLPD kabupaten. Jadi pada tahun 2019 nilai kesehatan LPD Pengotan sebanyak 85,81. Astungkara di angka itu, LPD Pengotan dikategorikan "sehat"," ucap Suarno.

Saat ini aset LPD Pengotan sebesar Rp 4,8 miliar, dengan total modal Rp 8,9 miliar. Menurut dia, perlu proses panjang selama 22 tahun dalam mengumpulkan modal senilai Rp 8,9 miliar ini. "LPD saat ini telah bisa mengembalikan dana pembangunan Pura sebesar Rp 1,5 miliar dan tahun 2020 telah lunas," ungkapnya.

Bendesa Adat Desa Pengotan, I Wayan Kopok mengapresiasi kinerja LPD Pengotan yang telah memberikan kontribusi nyata  terhadap masyarakat maupun desa adat. 

Ketua BUPDA Upadesa, I Nyoman Saranata mengatakan, dengan rasa membangun Desa Adat Pengotan dengan tekad yang kuat saat itu Upadesa dijalankan dengan semangat dan kejujuran. "Kami sangat bangga bisa menjalankan Upadesa ini. Namun saya sangat berterima kasih kepada promotor dan motivator," ujarnya.


Kata dia, Upadesa awalnya baru memiliki satu unit usaha desa yang bergerak di bidang jual beli barang keperluan rumahtangga, pertanian dan lainnya yang sekarang disebut Citra Emas dan juga melayani kredit pada saat itu. Kemudian mengalami perkembangan, di tahun 2014 desa adat memberikan kepercayaan terkait usaha-usaha desa adat diserahkan kepada Upadesa untuk pengelolaannya. 

"Di tahun itu juga kami mendirikan unit usaha baru yaitu jasa sewa peralatan yang sekarang disebut Jaya Emas atau jasa layanan masyarakat serta di tahun 2014 Bank Mandiri menggelontorkan dana hibah kepada Desa Adat Pengotan yang programnya berupa pengadaan sarana air bersih atau pengadaan sumur bor," jelas Saranata.

Hal ini berhasil, dengan adanya air bersih pihak Bank Mandiri mempercayakan Upadesa untuk mengelolanya, sehingga muncullah unit usaha baru yang diberi nama Bintang Emas Mandiri yang bergerak di bidang air. Kemudian di tahun berikutnya Upadesa membentuk usaha baru yaitu mendirikan tempat warung yang berada di Jaba Pura Sisi Kauh yang disuguhkan setiap ada kegiatan-kegiatan tertentu. 

Di tahun 2017, dari Unud menghibahkan program dana sapi kepada desa adat yang merupakan bagian dari pengelolaan Upadesa. Di tahun ini juga ada pengadaan mesin pendorong dan pemipaan dari Penyebeh sampai Jabe Pura Sisi Kauh serta pembangunan penampungannya. "Upadesa pun berinisiatif untuk pengelolaannya. Akhirnya tergolong berhasil," bebernya. 


Di tahun 2019 setelah dikeluarkan Pergub tentang BUPDA, Upadesa mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi dengan Pergub tersebut dan akhirnya Upadesa berubah menjadi BUPDA Upadesa Desa Adat Pengotan. "Upadesa terdiri dari beberapa unit yaitu toko, jasa, PAM dan BUPDA," imbuhnya. 

Dia menjelaskan, total aset Upadesa per Deserber 2019 di Toko Citra Emas Rp 590 juta, Unit Daya Emas atau sewa Rp 115 juta, Unit Jasa Warung Rp 131 juta, hibah Rp 183 juta, PAM Rp 695 juta. Total aset Rp 1,928 miliar. Kemudian laba yang diperoleh Upadesa di tahun 2019 adalah Rp 315 juta. Alokasi cadangan modal Rp 157 juta, dana pembangunan desa adat Rp 94 juta, dana produksi Rp 31 juta, dana pendidikan Rp 15 juta dana sosial Rp 15 juta. pungkasnya.(YESS)


TAGS :

Komentar