Letak Geografis Jadi Penentu Perkembangan LPD

  • 15 Oktober 2020 00:00 WITA
Pemucuk LPD Sulangai I Wayan Suardana (pakaian adat) ditengah suasana pelayanan LPD Sulangai

Mangupura, balibanknews.com

Letak geografis dinilai jadi salah satu penentu perkembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Berada di wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Sepertihalnya LPD di pedesaan yang memiliki sejumlah kelebihan antara lain minim pesaing, dan cenderung stabil di berbagai kondisi.
Seperti yang disampaikan Pemucuk LPD Desa Adat Sulangai I Wayan Suardana. Menurutnya, perkembangan LPD memang sangat dipengaruhi kondisi geografis wilayah. Contohnya LPD Sulangai yang didukung wilayah agraris sehingga sektor produktif yang bisa digarap didominasi oleh pertanian dan perternakan. Hal tersebut dinilai menjadi kelebihan lantaran sektor tersebut cenderung stabil dibanding sektor produktif lainnya.
"Di Desa Sulangai hampir 80 persen penduduk berprofesi sebagai petani dan peternak, sehingga pangsa pasar LPD lebih jelas, selain itu pesaing dari lembaga keuangan lain juga minim, meskipun ada koperasi namun kami sudah bersinergi," ujarnya saat ditemui di ruang kerja Kamis (15/10/2020).
Pangsa pasar yang jelas, diakui Suardana memudahkan LPD untuk menentukan target pengembangan. Dalam hal ini, LPD Sulangai lebih memusatkan pemasaran di sektor pertanian dan peternakan dengan mengeluarkan berbagai produk pendukung sektor tersebut. Untuk kedua sektor produktif rersebut LPD Sulangai memiliki produk kredit musiman dengan tipe angsuran sekali bayar dalam tempo tiga bulan untuk pertanian dan enam bulan untuk peternak dengan nominal kredit maksimal Rp 30 juta."Peminat kredit musiman sangat tinggi, sejak dipublikasikan sejak dua tahun lalu sampai saat ini permintaan kredit tersebut selalu ada," ujarnya.
Diakui Suardana melalui kredit musiman, perputaran dana yang terjadi cukup stabil dan signifikan. LPD Sulangai hingga bulan September 2020 mencatatkan kredit sebesar Rp 11,1 miliar, sedangkan aset tercatat sebesar Rp 13,3 miliar dengan rincian jumlah simpanan sekitar Rp 11,4 miliar dan modal sekitar Rp 1,4 miliar. Laba tahun berjalan yang dihasilkan LPD tercatat sekitar Rp 286 juta. Selain kredit musiman, LPD ini juga memiliki produk kredit RC dengan nominal pencairan hingga Rp 250 juta. Diakuinya peminat kredit RC juga tinggi terutama dari kalangan peternak ayam. 
Di masa pandemi diakuinya memang terjadi penurunan namun dirinya tetap optimis target bisa tercapai. Pihaknya pun tetap mencadangkan likuiditas dengan aman dikisaran Rp 2,6 miliar yang sepenuhnya diperuntukan untuk memberi pelayanan bagi nasabah yang ingin menarik dana mereka.
LPD Sulangai sendiri didukung empat banjar diantaranya Banjar Sulangai, Banjar Wanasari, Banjar Wana keling, dan Banjar Abing. Dari keempat banjar tersebut terakumulasi sekitar 550 kepala keluarga dan seluruh kepala keluarga tersebut sudah memiliki rekening di LPD. Saat ini jumlah nasabah penabung di LPD diakui Suardana tercatat sebanyak 2.530 orang, jumlah peminjam aktif tercatat 350 orang, dan nasabah deposan sebanyak 165 orang. Jumlah tersebut diakuinya belum maksimal dan masih bisa digarap lebih baik lagi terutama di sektor kredit. Kedepan, LPD Sulangai diharapkan semakin mendapat dukungan dari krama adat. Terlepas dari lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19, Suardana tetap memiliki target pengembangan LPD kedepan yang lebih potensial. [Mdy]

 


TAGS :

Komentar