Batur Natural Hot Spring, The Only One Healing Spa In Bali

  • 24 Mei 2021 00:00 WITA
Direktur Utama Usaha Desa Adat Batur DR. I WayaN Absir.SE.MM.

Utsaha Desa Adat Batur, Berwisata dan Beryadnya itu Nyata


Bangli, BaliBanknews -
Batur Natural Hot Spring, Permandian Air Panas di Toya Bungkah Batur, merupakan salah satu usaha Desa Adat Batur yang dirintis sejak tahun 2007, Dengan mengangkat potensi air panas alami Gunung Batur yang diyakini memiliki manfaat bagi kesehatan. Awalnya adalah permandian masyarakat biasa, kini telah menjadi sebuas tempat wisata yang wajib dikunjungi oleh setiap wisatawan yang ke Bali, rasanya belum lengkap rasanya jika anda ke Bali tidak menikmati Batur Natural Hot Spring, dengan keindahan alamnya yang eksotis terletak dipinggir danau Batur dan Gunung Batur, sehingga menarik minat wisatawan untuk datang dan datang lagi. 

Direktur Utama Usaha Desa Adat Batur DR. I WayaN Absir.SE.MM., menjelaskan, jargon dari Permandian Air Panas Batur Natural Hot Spring adalah ”THE ONLY ONE HEALING SPA IN BALI” bukan hanya sekedar kata kata promosi biasa, namun jauh dari itu. “HEALING yang berarti PENYEMBUHAN dalam istilah Bali metamba, dan SPA sendiri merupakan perawatan tubuh dengan cara berendam di Air, sehingga Batur Natural Hot Spring adalah satu satunya di Bali menjadi tempat penyembuhan dengan berendam di air panas alami yang dapat memberikan rasa sehat jasmani dan rohani “ ujarnya. 

Karena disamping posisinya dipinggir danau Batur yang indah juga di area jaba sisi Pura Tirta Mas Bungkah, stana dari Ida Iratu Manik Mas Bungkah, yang sangat diyakini secara spiritual memiliki fungsi dan keahlian di bidang penyembuhan penyakit kulit, bahkan sejak jaman dulu 
menurut cerita para tetua/pengelingsir di tempat ini dimanfaatkan untuk pengobatan (nunas tamba/metamba) oleh masyarakat sekitar. 

Konsep berwisata dan beryadnya akan terus dikembangkan dan disampaikan sebagai bentuk baru dalam pengembangan usaha desa adat Batur kedepan. Berwisata melakukan perjalanan bersama sama untuk rileksasi, rasa senang, sehingga timbul semangat baru, sementara beryadnya menurut Hindu adalah memberikan korban suci dengan tulus iklas. Jadi ke Batur Natural Hot Spring itu Berwisata dan Beryadnya, ya heppy happy nya dapat untuk tubuh/jasmaninya, berkorban sucinya juga dapat, karena hasil usaha ini keuntungannya disetorkan kepada desa adat Batur, yang muaranya akan dimanfaatkan dengan berbagai kepentingan Adat, tradisi dan agama Hindunya disamping juga kepentingan lain.

Ada beberapa manfaat utama dari dibuatnya usaha desa adat ini, secara umum bertujuan untuk: 
Membantu Pemerintah untuk mengurangi pengangguran, dengan adanya usaha desa adat ini dapat menampung beberapa masyarakat untuk bekerja. Bekerja menerima penghasilan dan dapat Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan bekerja berarti memperoleh penghasilan sehingga secara langsung bisa membiayai dirinya kalau masih muda dan tidak membebani keluarga, dan kalau yang sudah berumah tangga bisa menambah penghasilan untuk menjalankan rumah tangganya. Serta manfaat yang jauh lebih penting adalah memiliki fungsi meneruskan tradisi, adat istiadat, budaya dan agama hindu Bali. 

Dengan adanya perusahaan Desa Adat Batur ini, karyawannya adalah karma adat Batur dan Keuntungan yang diperoleh disetorkan ke desa adat Batur untuk kepentingan mensuport kepentingan yadnya seperti Danu Kerti, Pemadegan Jro Kraman, Jro Balean, Jro NyarikanPemangku serta membantu untuk meringankan beban masyarakat dalam upacara Ngaben, disamping kepentingan Desa Adat lainnya.

Usaha Desa ini digagas tahun 2007 oleh para pengelingsir/tetua Desa Adat Batur, mulainya 
dengan bergotong royong krama Adat saling bahu membahu untuk dapat mewujudkannya. Dari beberapa masukan para pengunjung local dan asing yang ikut mandi di permandian masyarakat sebelumnya, kenapa tidak dibuat permandian untuk wisatawan ??? Dibangunlah satu kolam kecil 
untuk para wisatawan dengan system punia, Tahun berikutnya dibangun lagi kolam besar dan seterusnya. Sehingga saat ini sudah memiliki 9 kolam air panas yang sangat mewah dengan beberapa bangunan pendukung seperti Restoran, Bar, Multi Fungtion, Ruang Bilas dan Locker yang cukup memadai untuk sebuah tujuan utama wisatawan untuk mandi air panas alami. 

Tahun 2010 mulai dibangun Usaha Desa di Unit Seked, Batur yaitu Warung Makan Seked dan di Unit Jaba Pura di bangun usaha Bina Wisata Jaba Pura Batur, Usaha Desa Adat Batur terus dikembengkan untuk bisa menampung lebih banyak lagi karma desa adat bekerja baik di Unit 
Toya Bungkah, Batur, di Unit Seked Batur dan Unit Jaba Pura. 

Terbukti saat ini tahun 2021 Usaha Desa Adat Batur Unit Seked, sudah memiliki pasilitas wisata, Tirta Pancoran Solas (2016), Taman Wisata Air, 3 umit Villa dan Camping Ground (2018), 
Tambahan 12 Villa dan Kolam Reneng di pinggir Danau dan Villas (tahun 2019-saat ini). Begitu pula untuk Unit Bina Wisata Jaba Pura, terdapat pasilitas Coffee Corner sejak 2012. Dan masih banyak lagi potensi ekonomi di wewidangan desa adat Batur yang masih bisa dikembangkan guna memberikan dampak positip terhadap ekonomi masyarakat, Potensi Ekonominya sangat besar, karena wilayah Batur Kintamani ini miliki Gunung Batur, Danau Batur dan Caldera Batur.

"Wisatawan mendaki sudah mulai dari jam 2 atau 3 dini hari, mau tidak mau wisatawan yang menginap di Kuta atau Nusa Dua harus berangkat jam 1 pagi. Kenapa, kita tidak mengambil nilai tambah dari potensi ini," ungkapnya.

Sehingga dibangun sekitar 15 unit villa dengan harga terjangkau sekitar Rp 250.000 sampai Rp 500.000 per malam. 
Apakah pengelolaan potensi wisata oleh desa adat ini, sudah sejalan dengan Perda 4 Provinsi Bali tentang Desa Adat ?. Kita harus bersyukur kini desa adat sudah memiliki Perda, karena fungsi perda adalah sebagai penampung keragaman dan alat untuk menyalurkan aspirasi nasyarakat adat dalam pertimbangan pengelolaan desa adatnya.

"Meski beberapa pasal masih sangat menggantung, tapi mari kita dukung Perda ini. Supaya ke depan, Perda ini bisa adopsi semua perbedaan yang ada di masyarakat sehingga pemikiran di masyarakat jangan sampai buyar. Harap masyarakat sadari ketika perda sudah dibuat, ada yang perlu diperbaiki mari perbaiki. Apa yang sudah ada manfaatkan dulu, begitu juga pemerintah jika suatu saat ada hal-hal yang belum baik mari kita perbaiki, tidak harus saling menyalahkan" jelasnya.

Menurutnya pula, Desa Adat di Bali sebanyak 1.493 desa adat, sudah memiliki kemampuan mengelola dirinya, terbukti sejak zaman dahulu Bali sangat terkenal di seluruh dunia, karena keindahan alamnya serta Adat, Budaya dan Agama Hindu Balinya yang mampu mengelola dengan baik dan benar wewidangan desa adatnya dengan aturan lokalnya berupa Catur Dresta. 

"Setiap desa Adat, punya kuna, desa, kula dan sastra dresta” harapannya Perda 4/2019 bisa mengadopsi nilai nilai itu sehingga Desa Mawacara dan Bali Mawacara ada dalam satu gelombang sinergi sehingga memiliki kekuatan yang begitu besar. Tapi jauh lebih penting 
peraturan ini jangan hanya sebagai kertas kosong, agar benar diimplementasikan di masyarakat dengan baik dan benar," imbuhnya. (yes)


TAGS :

Komentar