Suwat Waterfall Kedatangan Puluhan Pelari Lintas Alam

  • 24 Mei 2021 00:00 WITA

Gianyar, BaliBanknews -
Suwat Waterfall di Desa Suwat, Kecamatan Gianyar didatangi puluhan pelari profesional lintas alam, Senin (24/5) sekitar pukul 14.00 Wita. Air terjun Suwat dijadikan tempat pelaksanaan lari lintas alam yang digelar oleh Bali Hash Housemate Harries. Mereka mulai langkah dari air terjun kemudian mengelilingi beberapa desa di Gianyar berakhir kembali di Suwat Waterfall. 

Hash Master, Ida Bagus Darmadi menjelaskan, even ini memang khusus untuk para pelari lintas alam. Suwat waterfall dipilih sesuai rekomendasi pelari asal Gianyar, diantaranya Ngurah Kate, Susila, Chatos, dan Dewok. "Kita bebaskan pelari yang mencari jalan. Kebetulan Runner Gianyar sering lari ke sini, jadi kita ikut mereka aja," jelas pria asal Tabanan yang menetap di Desa Batubulan, Sukawati ini. 

Dijelaskan, lari lintas alam ini selalu berpindah tempat. Namun rutin digelar setiap Senin dan Kamis. "Tujuannya sehat, olahraga jaga imun," terang Gus Darmadi. Beragam usia tergabung dalam club lari lintas alam ini. Mulai anak-anak hingga lansia 78 tahun. Namun sejak pandemi, anggota club usia lanjut menunda untuk ikut. "Sebelum pandemi, peserta bisa di atas 100 sampai 200 orang. Saat pandemi, hanya sekitar 30 sampai 50 oran," ujarnya. Even lari lintas alam ini, kata Gus Darmadi sudah ada sejak tahun 1977 digelar secara reguler berkelanjutan. Trek yang disiapkan sejauh 6 kilometer, 9 kilometer dan 14 kilometer. "Teman-teman dipersilahkan memiliki Trek. Di setiap jalur kita pasang petunjuk berupa kertas rumput," jelas Gus Darmadi. Yang menarik adalah, pelari lintas alam bisa biasa basah-basahan. Karena lintasannya berupa sungai, tebing dan bebatuan. "Yang suka mandi dipersilahkan. Dia akan nyebur, basah-basahan. Beda dengan lari di jalan.

Manajemen Suwat Waterfall, Putu Partama mengatakan even ini menjadi angin segar saat situasi pandemi. Sebab selama pandemi tingkat kunjungan wisatawan turun drastis. "Sangat bersyukur, Suwat Waterfall dipilih sebagai lokasi acara Bali Hash House Harriers ini," jelasnya. 

Hasil koordinasi panitia dengan manajemen, kategori olahraga lari ini terdiri dari trek pendek dan trek panjang. "Yang short sekitar 5 sampai 6 kilometer. Yang long trek 14 kilometer. Start-finishnya di Suwat, mengelilingi sejumlah desa. Sampai ke Pejeng, Tampaksiring," jelasnya. 

Namun karena masih suasana pandemi, pelaksanaan acara berlangsung dengan protokol kesehatan. "Kami siapkan wastafel untuk cuci tangan, hand sanitizer dan memastikan pemakaian masker," terangnya. Selain lari, peserta disuguhkan pemandangan air terjun Suwat. "Kemungkinan setelah lari, mereka ada langsung mandi," jelasnya.

Jika tidak ada event tertentu, kunjungan wisatawan ke Suwat waterfall hanya rata-rata 20 orang per hari. Turun drastis dari sebelum pandemi, minimal 50 orang pertama hari. Namun demikian, sepinya kunjungan wisatawan tak membuat pengelola diam diri. Justru sedang giat melakukan penataan Pengelukatan Siwa Melahangge. "Kami ingin mengangkat potensi air sebagai power desa Suwat. Karena di sini ada banyak sumber air. 90% orang sini, ngambil air minum dari sumber mata air suci Pura Beji. Sedikit yang beli air mineral," ungkapnya. 

Agar lebih menarik, pengelola sedang menata pancoran 7 bidadari dan pancoran satus kutus (108). Pancoran satus kutus ini berjejer di sepanjang aliran Tukad Melahangge. "Ini masih semi permanen. 


TAGS :

Komentar