BPR KAS Indonesia Kembali Gelar Bali Culinary Entrepreneur Festival Denpasar

  • 12 Juni 2021 00:00 WITA

Denpasar,  BaliBanknews -
Sebagai lembaga keuangan yang tumbuh pesat,  BPR Karya Artha Sejahtera (KAS)  Indonesia kembali menggelar kegiatan Bali Culinary Entrepreneur Festival, Sabtu (12/6/2021) di The Magendra,  Denpasar. 

Kegiatan kedua kalinya ini menghadirkan pembicara acara yakni Ben Abadi (Business Coach & Consultant) membawakan topik No Fear to Scale Up,  kemudian Dewandra Djelantik (Professional Photographer) berbicara tentang Maximize Your Gadget to Maximal Result, ada juga Vivi Sofia (Owner Simply Brew & Barista Trainer) membawakan topik Nikmatnya Bisnis Kopi,  kemudian Pande Putu Anggia (Owner Babi Guling Pande Egi)  dan Made Arya (Owner Green Kubu)  membawakan topik Foodpreneur Survivors, serta Silvia Ratna (Co-Founder iPaymu) memberikan topik tentang The Power of Sosmed for Culinary Business dan Maxim Hazera Owner Daily Buguette. Sebagai host Yanuar Kurniawan.

Direktur Utama BPR KAS Indonesia, Rio Christian didampingi Direkturnya I Gusti Gede Dharmanta mengungkapkan, saat ini pandemi COVID-19 masih belum berakhir sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap semua sektor kehidupan diseluruh dunia. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, sosial, pariwisata dan sebagainya. Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak sangat besar dari pandemi ini. Pariwisata yang pada awalnya  mengalami pertumbuhan yang sangat pesat saat ini seakan melemah dan mengalami penurunan yang sangat drastis.

Rio mengungkapkan,  melemahnya industri pariwisata akibat dari virus COVID-19 juga terjadi di Indonesia. Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya dilihat dari penurunan jumlah wisatawan yang datang berkunjung, karena sektor pariwisata merupakan tulang punggung bagi penghasilan masyarakat setempat.

Sehingga masyarakat Bali menurutnya harus mencari penghasilan dari sektor lain, salah satunya yakni dibidang kuliner karena makanan merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat.

"Salah satu cara mudah yang dijalani masyarakat dengan membangun bisnis model ghost kitchen," ucapnya.

Apa itu? Rio menjelaskan Ghost Kitchen merupakan dapur yang ditujukan untuk membuat makanan yang nantinya akan dijual melalui layanan pesan antar saja. Ghost Kitchen menjadi salah satu solusi di masa pandemi, karena banyaknya kertebatasan baik secara fisik maupun finansial untuk menjalankan bisnis konvesional. Model bisnis Ghost Kitchen juga memiliki kekurangan, karena tidak mementingakan lokasi maka bisa jadi tidak bisa dikenali secara fisik. Penjualan produk sangat bergantung pada promosi online sehingga mengharuskan memiliki tampilan yang menarik.

"Oleh karena itu, BPR KAS Indonesia sebagai salah satu Lembaga keuangan yang sedang bertumbuh dengan pesat dan peduli dengan perkembangan ekonomi masyarakat Bali menyelenggarakan Bali Culinary Entrepreneur Festival dengan tema “ Food Prenuer Scale Up ”. Melalui acara ini diharapkan masyarakat dapat terdukasi dengan baik dan bersaing secara kompeten," ucap Rio. 


Lebih jauh diungkapkan Rio,  kegiatan Bali Culinary Entrepreneur Festival ini bertujuan untuk membantu para pejuang UMKM khusunya dibidang kuliner (ghost kitchen) untuk dapat mengembangkan usahanya.

"Melalui kegiatan ini kami harapkan agar pejuang UMKM di bidang kuliner dapat bersaing secara kompeten dan professional," ucapnya. 

Tiket donasi peserta kegiatan yang diisi dengan zoominar talkshow & workshop ini didonasikan ke Panti Asuhan Anand Seva Dharma (Singaraja),  Panti Asuhan Semara Putra (Klungkung) dan Yayasan Al-Ittihad Rasyid (Denpasar). 

"Donasi yang terkumpul dari kegiatan ini total Rp 60 jutaan dibagikan merata ke 3 panti asuhan masing-masing dapat Rp 20 juta," ditambahkan Gusti Gede Dharmanta. (rls) 


TAGS :

Komentar