KUD Denbantas Tutup Tahun Buku 2021 dengan Kinerja Memuaskan

  • 19 Januari 2022 00:00 WITA
Pengurus dan pengelola KUD Denbantas saat foto bersama di Kantor KUD di Terminal Tuakilang, Kab. Tabanan

Jadi Produsen Benih Terbesar di Bali

Tabanan, balibanknews.com
Satu lagi Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Tabanan yang sukses tumbuh dan berkembang selama puluhan tahun. KUD Denbantas yang berkantor di Terminal Tuakilang, Kabupaten Tabanan ini telah beroperasi kurang lebih selama 47 tahun. Sejak berdiri sampai sekarang telah banyak mendukung kebutuhan anggota yang sebagian besar adalah petani, mulai dari kebutuhan dana hingga sarana produksi pertanian. Pencapaian dari tahun ke tahun pun terus menunjukan peningkatan. Sampai pada tahun buku 2021 tercatat pertumbuhan aset yang memuaskan di angka Rp 43,8 miliar, meskipun masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19.


Manajer KUD Denbantas I Made Caturyasa saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (18/1/2022) mengatakan, kinerja tahun buku 2021 memang sedikit terkoreksi dari target yang ditetapkan, namun secara keseluruhan terjadi peningkatan mulai dari aset, simpanan, hingga pinjaman yang tersalurkan. "Dampak pandemi memang terasa, karena saat ini anggota kami bukan hanya di kalangan petani tapi juga pelaku pariwisata dan sektor lainnya, namun secara keseluruhan kinerja selama 2021 meningkat dibanding 2020," ujarnya.
Caturyasa menjelaskan aset tahun buku 2021 tercatat tumbuh sebesar 1,78 persen atau naik menjadi Rp 43,8 miliar dibanding tahun 2020 sebesar Rp 43 miliar. Jumlah aset tersebut terakumulasi dari modal sendiri, simpanan anggota, serta hasil produksi. Tercatat total simpanan anggota pada 2021 sebesar Rp 38,9 miliar tumbuh 1,59 persen dari tahun 2020 sebesar Rp 38,3 miliar. Sementara untuk pinjaman, terjadi peningkatan paling tinggi sebesar 8,04 persen dari Rp 28,2 miliar pada 2020 menjadi Rp 30,2 miliar pada 2021. Dari siklus produksi selama 2021, KUD Denbantas berhasil membukukan laba atau SHU bersih sebesar Rp 280,5 juta meningkat 2,4 persen dibanding tahun 2020 yang ada di angka Rp 273,9 juta. 
"Setelah dipotong biaya dan lain-lain salah satunya kebutuhan dalam pengadaan RAT 2021, kami berhasil membukukan SHU bersih Rp 280,5 juta. Ini cukup memuaskan terlebih saat ini kita masih dipengaruhi pandemi," ujarnya.

Sementara untuk pertumbuhan anggota, dikatakan terjadi sedikit penurunan dari 2.805 orang menjadi 2.769 orang. Hal tersebut dikarenakan terdapat anggota meninggal karena faktor usia sebanyak 67 orang. Meskipun ada juga anggota masuk sebanyak 31 orang.


Untuk mendukung pertumbuhan usaha, Caturyasa menyebutkan KUD Denbantas memiliki lima unit usaha yang beroperasi maksimal antara lain unit simpan pinjam, unit saprodi (sarana produksi pertanian), unit RMU (rice milling unit), jasa PPOB, dan unit produksi serta pendistribusian benih padi.


Lebih jauh dikatakan, unit benih padi adalah salah satu yang menjadi keunggulan KUD Denbantas. Dengan didukung sembilan Subak KUD Denbantas berhasil menghimpun sejumlah petani penangkar bibit. Dengan kata lain KUD menjadi penyedia kebutuhan petani penangkar mulai dari bibit, biaya, produksi, hingga pendistribusian yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. 
Tak tanggung-tanggung kapasitas produksi benih yang dihasilkan tiap tahun ada dikisaran 200 ton lebih, bahkan selama 2021 berhasil memproduksi 294,5 ton bibit. Bibit yang dihasilkan juga memiliki varietas yang beragam antara lain Chiherang, Chigelis, Inpari, ER 64 dan lain sebagainya. Produksi benih KUD Denbantas juga dikatakan memiliki kapasitas paling besar di Bali dengan jalur pendistribusian ke seluruh wilayah Bali hingga Lombok. "Petani cukup diuntungkan dari proses penangkaran bibit ini. Setelah panen, KUD akan membeli hasil bibit dari petani dengan harga lebih tinggi dari harga pasar. Kualitas bibit pun telah lulus uji dari lembaga BPSB. Sampai saat ini sepertinya kapasitas produksi bibit kami adalah yang terbesar di Bali," ujarnya.
Kedepan, Caturyasa mengaku selain meningkatkan jumlah kapasitas produksi bibit, pihaknya juga akan meningkatkan operasional RMU. Tujuannya agar KUD mampu membeli gabah lebih besar lagi ke petani dengan harga beli ke petani yang lebih terjamin dan stabil. Sampai saat ini KUD mampu memproduksi sekitar 150 ton lebih gabah dari petani tiap tahunnya. Kedepan diharapkan jumlah tersebut bisa meningkat sehingga beras yang dihasilkan bisa lebih banyak lagi. [Mdy]

Peliput : Ade Yudi
Editor : Sudibia


 


TAGS :

Komentar