Desa Adat Sukawati Laksanakan Bulan Bahasa Bali, Antusiasme Krama Sangat Tinggi

  • 20 Februari 2022 00:00 WITA

Gianyar, BaliBanknews -
Sebagai bentuk penyelarasan program provinsi di tingkat desa, Desa Adat Sukawati, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati menyelenggarakan  Bulan Bahasa Bali IV, Minggu (20/2). Pacentokan diikuti peserta lintas generasi. Diantaranya Nyurat Aksara Bali kategori anak-anak, Ugrawakya (MC) Berbahasa Bali tingkat remaja dan Mesatua Bali kategori ibu PKK. Ketiga jenis lomba ini dipilih karena erat kaitannya dengan aktivitas pelestarian, penguatan, pemajuan dan pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali dalam kehidupan sehari-hari. Krama Desa Adat Sukawati yang terdiri dari 14 Banjar adat antusias mengikuti Pacentokan. Setiap kategori menampilkan delegasi dari masing-masing Banjar.

Bendesa Adat Sukawati I Made Sarwa mengatakan Pacentokan dengan tema "Danu Kertih, Gitaning Toya Ning" ini adalah kolaborasi apik dari lembaga adat dan dinas di Desa Sukawati. "Krama antusias mempersiapkan diri dan tampil demi visi membangun Sukawati. Jadi tidak ada Banjar yang absen," ungkap di sela-sela kegiatan. Diharapkan melalui peringatan bulan Bahasa Bali ini, muatan lokal generasi muda di desa seni Sukawati semakin kuat. "Sukawati sebagai barometer seni harus dipertahankan," ujar Made Sarwa.

Sementara Perbekel Sukawati Dewa Gede Dwi Putra menjelaskan sinergi adat dan dinas tidak saja dalam kepanitiaan, melainkan juga dukungan pendanaan. "Jadi kita kompak melaksanakan kegiatan dengan visi membangun desa," jelasnya. Disebutkan pula, Desa Sukawati dalam upaya melestarikan, menguatkan, memajukan, mengembangkan bahasa aksara Bali didampingi oleh Penyuluh Bahasa Bali dan Penyuluh Agama Hindu. Sepanjang waktu, penyuluh Bahasa Bali ini melakukan pendampingan pada siswa SD, SMP, dan SMA di wilayah desa. Pacentokan ini sekaligus menjadi bahan evaluasi mereka. "Pacentokan ini, telah memperlihatkan antusias warga kami untuk lebih serius memahami bahasa, aksara dan sastra Bali. Terutama ibu-ibu PKK, di sela kesibukan mengurus rumah tangga mereka mau belajar mesatua. Belajar berani tampil di panggung," ujar Dewa Dwi Putra. Selain itu, pihaknya juga melihat semangat para Yowana untuk belajar menjadi master of ceremony berbahasa Bali.

Salah satu peserta lomba Ugrawakya, Putu Raditya mengatakan tertarik mengikuti Pacentokan untuk mengasah kemampuan. Remaja asal Banjar Bedil ini menyukai panggung sejak SD lewat satua Bali. "Panggung adalah tempat belajar bagi saya. Supaya bisa menguasai dan tidak grogi," ujar siswa SMPN 1 Sukawati ini. Menurutnya, potensi pembawa acara Berbahasa Bali cukup menjanjikan di kemudian hari. Terutama untuk memandu kegiatan-kegiatan seni adat dan budaya di Bali.( Yess)


TAGS :

Komentar