BPR Kanti Pupuk Kolaborasi, Berpartisipasi Dalam Peluncuran Buku Transformasi Digital Perbankan

  • 27 Januari 2022 00:00 WITA

Denpasar, BaliBanknews -
BPR Kanti tidak hanya melakukan kegiatan bisnis perbankan saja, namun juga ikut terlibat dalam berbagai event yang tidak bersentuhan langsung dengan bisnis. Seperti dalam peluncuran Buku Transformasi Digital Perbankan Dr. Roberto Akyuwen, Kamis (27/1/2022) di Kampus Undiknas, Denpasar.

Direktur Utama BPR Kanti I Made Arya Amitaba mengungkapkan, Roberto Akyuwen kali meluncurkan buku ke-16 terkait transformasi digital perbankan yang searah dengan roadmap OJK yaitu digitalisasi perbankan.

Amitaba lebih jauh mengungkapkan,kegiatan peluncuran buku ini disponsori utama oleh ASLI RI bersama BPR Kanti dan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas). 

"BPR Kanti ikut mensukseskan karena  seluruh undangan yang hadir adalah nasabah, mitra kerja BPR Kanti. Sehingga kolaborasi harus dipupuk dan dibangun saat ini," ucapnya.

Dikatakannya, tidak hanya hari ini melaksanakan event di luar bisnis namun sudah sering. Sebab sesuai dengan visi ayahnya mendirikan BPR Kanti adalah jika ada teman,saudara,keluarga, anak-anaknya tidak diterima bekerja di tempat lain , terimalah di BPR Kanti.

"25 tahun saya terlibat di BPR Kanti, 23 tahum sebagai Dirut. visi tersebut sejatinya adalah sesuai dengan kebijakan pemerintah, gebrakan JB Sumarlin (menkeu saat itu dengan Pakto 88) yaknj BPR adalah Community Bank atau Bank yg berada di tengah-tengah komunitas masyarakatnya," ucap Amitaba.

Diakuinya, oleh karena itu bagaimana BPR Kanti dirasa ada, keberadaanya dirasakan ada oleh masyarakat lingkungannya. BPR Kanti didirikan sebagai perusahaan bisnis yang tidak Profit oriented namun ingin membuktikan bahwa perusahaan tidak profit oriented adalah PROFIT.

Terbukti laba BPR Kanti meningkat lebih dari 100 %, Tabungan 60%, kredit 12% dan  Asset 21%. Bahkan, pandemi covid memaksa BPR Kanti keluar dari komunitas. Sebab menurut Amitaba mampu melihat persoalan komunitas di lembaga keuangan daerah baik BPR,koperasi, LPD. 

"Sehingga beberapa waktu lalu terselenggara seminar regional penguatan lembaga keuangan daerah di Bali Beach Sanur dan dibuka juga oleh Wakil Gubernur ,OJK Regional 8 Bali Nusra dan BI Bali.

Menurutnua,  persoalan komunitas ada pada likuiditas. Kenapa ekonomi Bali tidak tumbuh? Karena lembaga keuangan daerah tidak mengucurkan kredit. Sebab karena ada ancaman nasabah, anggota koperasi akan menarik, memang pilihan logis adalah mengerem kredit sehingga ketika ada nasabah menarik likuiditas terjaga. Disamping juga sektor bisnis apa yang bisa dibiayai saat ini di Bali.

Dikatakannya, BPR Kanti awal 2021 sudah bangkit dengan dilaunchingnya tabungan bersama bersama di Bali. Dalam perjalanannya BPR Kanti tidak bisa bangkit sendirian harus menjadi gerakan bersama untuk membagkitkan perekonomian Bali.

BPR Kanti mengambil peran memberikan bantuan modal kerja (modal) bagi BPR, koperasi, membantu mengatasi kesulitan likuiditas, membuatkan produk bersama dan membantu mendidik SDM BPR maupun koperasi.

"Dan keseluruhan itu adalah merupakan pelaksanaan fungsi apexbank, bank pengayom sejak 2006 dicanangkan oleh Perbarindo Bali dan kebetulan saya ditunjuk selaku ketua pokja tabungan bersama saat itu," ujarnya

Ditambahkannya, Jadi BPR Kantin keluar dari komunitas adalah untuk membanru teman, karena ternyata hakikat tertinggi hidup itu melaksanakan kebajikkan, berbagi ,membantu dan melayani dengan cinta kasih.

"Kami ucapkan selamat kepada DR. Roberto Akyuwen, selalu berkarya  dan selalu menjadi inspirasi bagi kami di lembaga keuangan," pungkasnya. (jhon)


TAGS :

Komentar