Gunakan Teknologi Informasi, LPD Desa Adat Kapal Bangkit dari Keterpurukan dengan Aset Rp 10 Miliar

  • 08 Desember 2020 00:00 WITA

Badung, BaliBanknews -
Pengurus Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Adat Kapal tetap fokus untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan reputasi. 

Pemucuk LPD Adat Kapal, I Nyoman Wija, S.H kepada BaliBanknews, Senin (7/12/2020) mengatakan, dengan mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat terhadap LPD Adat Kapal tentunya akan membuktikan kinerja pengurus. 


"Dengan apa mengembalikan kepercayaan masyarakat? yaitu dengan membuktikan bahwa kita bisa menjaga dana likuiditas dengan cara memperbaiki sistem yang mengandalkan teknologi informasi. Yaitu menggunakan SMS Banking dan Mobile Banking," katanya. 


Melalui SMS Banking dan Internet Banking LPD, tentunya jumlah uang yang dimiliki oleh Krama/nasabah LPD akan dapat dipantau melalui ponsel Krama. "Sehingga begitu orang nabung akan terima notifikasi melalui sms. Itulah cara kita untuk membangun reputasi yang baik di masyarakat," ucap Wija. 


Kemudian dari sisi sumber daya manusia LPD Adat Kapal diambil dari masing-masing banjar yang terdiri dari 18 banjar adat serta 16 Banjar dines  Para pegawai ini pun sudah disumpah agar bekerja dengan penuh tanggungjawab. "Setiap pegawai, kita beri tanggungjawab pasword masing-masing jika terjadi keteledoran itu kesalahan diri sendiri. Jangan menyalahkan orang lain," tegasnya.


Pengurus LPD Kapal pun tetap menjaga hubungan yang baik dengan adat dan bersinergi karena LPD adalah milik adat. "Pihak LPD rutin bertemu dengan kelian adat untuk menyampaikan pertanggungjawaban setiap sebulan sekali," imbuhnya. 


Wija pun membuat program "bapak angkat" dengan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan. Dimana Krama yang menaruh dananya di LPD dengan suku bunga rendah, kemudian bunganya disalurkan untuk membantu warga setempat. 

ada pun pelayanan jasa yang bisa dilakukan melalui ponsel baik itu pembayaran listri,telp,pembelian pulsa dll dapat dilakukan dengan mendebet tab. Nasabah tsb.


Wija pun melanjutkan program pemerintah yaitu dengan istilah CBD ( Community Best Development ) yang tujuannya mengentaskan kemiskinan di masyarakat dengan  terobosan mencari bapak angkat dengan mengikuti peran serta masyarakat untuk menjadi Bapak Angkat dari CBD ucapnya.


Di sisi lain menurut Wija untuk lebih meningkatkan SDM LPd maka   kita kerja sama dengan Bks propinsi,LPLPD propinsi,LPLPD kabupaten baik itu pelatihan pegawai LPD maupun bantuan perangkat IT yang diperlukan.

"Dengan dana ini mengurangi dan mengentaskan kemiskinan di Kapal. Masyarakat Kapal ini saya ajak untuk ikut membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan bersama-sama pemerintah. Pengusaha kecil diberikan kemudahan kredit begitupun jika ada masyarakat yang perlu uang karena mengalami kedukaan, kami selalu siap pada hari itu juga. Misalnya ada keluarganya yang meninggal kami berikan kemudahan pinjaman," beber Wija. 


Ia berharap dapat membangun reputasi LPD agar semakin dipercaya Krama. Saat ini aset LPD Kapal sebesar Rp 10 miliar.

"Mari kita bangun LPD Kapal. Kami tetap memberikan dana pembangunan untuk desa adat. Dengan dukungan puluhan ribu Krama, kami optimis LPD Kapal makin besar. Reputasi yang akan kita pulihkan lagi. Kita mengadopsi teknologi dari Bank BPD Bali karena saya dulunya bekerja di Bank BPD Bali," tutupnya. 


I Ketut Sudarsana, Bendesa Adat Kapal mengaku tetap mendukung upaya pengurus LPD Kapal untuk meningkatkan reputasi. Sehingga kepercayaan masyarakat akan keberadaan lembaga milik desa adat ini kembali pulih.( Yes)


TAGS :

Komentar